Sel eksitabel dan mekanisme biofisika sel eksitabel
1.1
Pengertian sel eksitabel
Eksitabel sel adalah sel yang dapat
menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang
dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.
1.2
Struktur dan komposisi membran sel
Membran sel merupakan bagian terluar sel yang
membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar. Membran sel merupakan
selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul
tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan
analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas
lapisan protein dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas
dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer).
Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung
gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor
(nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian
ekorbersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid,
glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung
gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung
karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein.
Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau
ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer
membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan
protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian
dalam.
1.3 Komposisi elektrolit intrasel dan ekstrasel
Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat
elektrolit, unsur penting bagi tubuh selain air. Komposisi elektrolit pada
kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan fosfat adalah elektrolit
utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama CES.
Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan,
dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine
triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida
berperan dalam keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat
elektrolit lain yang memiliki fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium.
Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses pembekuan darah,
kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan dalam aktivitas enzim,
pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan elektrolit
akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan
elektrolit harus selalu tercukupi.
Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu
dipertahankan dalam keadaan yang seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit
dipertahankan dengan mengatur masukan dan keluaran air dan elektrolit. Masukan
air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh terutama
melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss)
secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara
evaporasi melalui pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan
keluaran air dikendalikan oleh otak yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES
maupun konsentrasi elektrolit merangsang hipotalamus untuk mengurangi atau
meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara mengatur rasa haus dan
eksresi air melalui ginjal.
1.4 Transportasi elektrolit melalui membran sel
Membrane
plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam sitoplasma
terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh
membrane. Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama
dengan membrane plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein.
Membran sel
berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan cairan
yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat
diamati dengan perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan
E. Nicolson (1972) mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan
teori membrane mozaik cair. Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun
oleh lapisan protein. Protein tersusun mozaik atau tersebar dan masing-masing
tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda fosfolipid (bilayer
fosfolipid).
Membrane sel
terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama merupakan
fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer
fosfolipid disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau
menolak air.
Karena susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.
Karena susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.
1.5 Potensial membrane
Poten sial m em b ran adalah tegangan
melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus
menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di
luarnya).Semua sel memiliki tegangan melintasi membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi
potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida
ekstraseluler disebabkan oleh distribusia n i o n dank a t i o n pada sisi membran yang berlawanan yang tidak
sama.Potensial membran bertindak sepertib a t e r a i, suatu sumber energi yang mempengaruhi
lalulintas semua substansi bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel
itu negatif dibandingkan dengan di luarnya, potensial membran ni mendukung
transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel.Dengan demikian, dua gaya menggerakkand i f u s i ion melintasi suatu membran: gaya kimiawi (gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial
membran pada pergerakan ion).Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion
ini disebutg r a d i e n elektrokimiawi.Perubahan lingkungan dapat
mempengaruhi potensial membran dan sel itu sendiri,
sebagai conthnya,d e p o l a r i s a s i dari membran plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel yang
terprogram)
1.6 potensial aksi tentang sel,jaringan,
organ, dan sistem organ
Pada sebuah sel yang dalam
keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua sisi membrannya.
Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam
keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level
yang cukup maka sel tersebut akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke
keadaan aktif. Dalam keadaan aktif, potensial membran sel mengalami perubahan
dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif di sisi dalam. Keadaan sel
seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi. Depolarisasi ini dimulai dari
suatu titik di permukaan membran sel dan merambat ke seluruh permukaan membran.
Bila seluruh permukaan membran sudah bermuatan positif di sisi dalam, maka sel
disebut dalam keadaan depolarisasi sempurna.
Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel
selanjutnya melakukan repolarisasi. Dalam keadaan repolarisasi, potensial
membran berubah dari positif di sisi dalam menuju kembali ke negatif di sisi
dalam. Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan
membran sel. Bila seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam,
maka dikatakan sel dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan
siap untuk menerima rangsangan berikutnya.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi
depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya
perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari
negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi
negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action
potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas
sel-sel lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana
proses terjadinya potensial aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan
istirahat.
Struktur dan fungsi sistem syaraf pusat
Sistem saraf pusat (SSP)
meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang
(bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat
lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai
berikut:
- Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
- Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
- Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan
sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
- badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
- serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
- sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun
otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks)
dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah
berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum),
otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
- Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi
dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber
dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada
juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang
berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak
di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area
motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut
dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya
bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis,
berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.
- Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di
depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan
kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
- Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi
utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan
posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
- Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi
menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum
sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung
juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
- Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi
serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang
melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel
saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel
saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Struktur dan fungsi system syaraf perifer
Sistem saraf tepi adalah
sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ
tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi
tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.
Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik
Perbedaan struktur antara saraf simpatik
dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri
dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik
|
Simpatik
|
|
|
Struktur dan fungsi sinap
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Sinapsis dibentuk oleh terminal akson yang membengkak. Di dalam sitoplasma sinapsis, terdapat vesikula sinapsis. Ketika impuls mencapai ujung neuron, vesikula akan bergerak, lalu melebur dengan membran pra-sinapsis dan melepaskan asetilkolin. Asetilkolin berdifusi melalui celah sinapsis, lalu menempel pada reseptor di membran pasca-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Enzim asetilkolinesterase menguraikan asetilkolin yang tugasnya sudah selesai.
Pada setiap bagian otak, terdapat jutaan neuron yang saling terhubung lewat sinapsis. Anak-anak memiliki sekitar 1016 sinapsis (10 quadrillion). Jumlah ini berkurang seiring bertambahnya usia. Orang dewasa memiliki 1015 sampai 5 × 1015 (1-5 quadrillion) sinapsis.
Lintasan dan mekanisme reflek
- Bila menggunakan pewarnaan hematoksilin besi (Heidenheia). Inilah yang memberikan aspek bergaris melintang baik pada otot kerangka maupun otot jantung. Garis melintang ini dapat diamati pada:
- Otot kerangka yang masih hidup
- Otot segar tanpa menggunakan pewarnaan
- Otot setelah mengalami fiksasi dan di warnai
- Pada satu serabut otot kerangka terdapat ribuan myofibril, sedangkan tiap myofibril memiliki ratusan myofilamen yang bersifat submikroskopis.
Myofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:
- Filament Miosin
- Sering disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter 100 Angstrom dan panjangnya 1,5 ยต. Filamen ini membentuk daerah A atau cakram A.
- Filamen ini tersusun pararel dan berenang bebas dalam matriks.
- Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi. Fungsi dari myosin adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi ADP + energi, dan energi ini digunakan untuk kontraksi.
Gerak refleks adalah gerak yang
dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk
oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan neuron motor,yang mngalirkan impuls
saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan
dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh
rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila
kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak.
Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air
liur tanpa disadari. Brikut skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila
rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron
perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak
biasa.
Gerak biasa
rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke
ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga
terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu
dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang
disaari.
Fungsi Otot dan Saraf
Semua fungsi
dalam tubuh organisme diatur secara teliti, dikoordinasikan dengan berbagai
fungsi organ lainnya dan diintegrasikan sesuai dengan keinginan seluruh tubuh.
Baik sistem saraf maupun endokrin mengontrol berbagai proses dalam tubuh. Jika
fungsi organ dalam tubuh diperiksa akan dijumpai berbagai proses pengaturan
yang bervariasi. Bila respons yang cepat diperlukan, misalnya stimulasi otot
rangka mata, saraf diperlukan karena derajat konduksi yang cepat. Impuls saraf
bisa berpindah dengan kecepatan beberapa ratus kali/detik, jadi hanya beberapa
milidetik diperlukan sebelum timbulnya efek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar